Miracle In Cell. 7 Korean Movie

 Miracle in Cell No. 7, merupakan film Korea Selatan tahun 2013 yang diperankan oleh Ryu Seung Ryeong, Park Shin Hye, dan Kal So-Won. Film ini termasuk film melodrama keluarga tentang seorang ayah yang memiliki kecerdasan rendah yang harus mendekam di jeruji besi atas tuduhan palsu kasus pembunuhan dan pelecehan seksual putri seorang Komisaris Jendral Kepolisian. 


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Miracle_in_Cell_No._7 

Lee Yong Go merupakan seorang ayah berumur 40 tahun yang menderita cacat mental kecerdasan yang rendah dan memiliki putri bernama Ye Sung. Suatu ketika, Ye Sung sangat ingin dibelikan tas sailor Moon disebuah toko, karena Yong Go belum memiliki uang maka tas itu tidak bisa dibelinya. Setelah Yong Go menerima gaji, ia ingin membeli tas untuk Ye sung di sebuah toko dengan diantarkan seorang anak perempuan bernama Ji Yeong. Namun naas, disebuah tikungan jalan menuju toko Ji Yeong terpeleset karena jalanan licin saat dimusim dingin hingga menyebabkan dirinya meninggal dunia. Yong Go dengan cekatan memberikan pertolongan CPR, saat sedang memberikan pertolongan ada seorang wanita yang melewati dan terjadi kesalah pahaman. Yong Go dituduh membunuh dan mencabuli Ji Yeong, karena disamping Ji Yeong terdapat sebuah batu dan kondisi celana Ji Yeong sedikit terbuka. Hal ini menyebabkan Yong Go dituduh sebagai pelaku pembunuhan dan pencabulan anak dibawah umur. Para polisi memanfaatkan keadaan Yong Go yang memiliki kecerdasan rendah dengan memaksa Yong Go untuk mengaku bahwa ia sudah membunuh dan mencabuli Ji Yeong agar kasus cepat selesai. Komisaris Jendral Kepolisian yang juga merupakan ayah dari Ji Yeong juga mengancam dan memaksa Yong Go, Ye Sung akan dibunuh apabila Yong Go tidak mau mengaku bahwa ia telah membunuh dan mencabuli putrinya. akhirnya Yong Go terpaksa menuruti perkataan Komisaris agar Ye Sung tetap selamat, namun dengan itu ia divonis hukuman mati. 

Selama menunggu eksekusi hukuman mati, Yong Go ditahan di sel nomor 7 bersama dengan 5 narapidana lainnya yaitu Bong Sik (pencopet), Chun Ho (penipu), Kakek Seo (penipu), Man Beom (pezina), dan Yang Ho si gangster pemimpin sel nomor 7 tetapi buta huruf. Kelima teman Yong Go memusuhinya saat tau bahwa ia terdakwa kasus pembunuhan dan pelecehan anak dibawah umur, karena mereka paling membenci narapidana kasus pencabulan anak. Namun, semua berubah saat Yong Go menyelamatkan Yang Ho saat akan diserang oleh narapidana lainnya. Kelima teman tersebut merasa berhutang budi, maka mereka akan menuruti semua permintaan dari Yong Go yang mana Yong Go menginginkan kehadiran Ye Sung, putrinya. Teman-teman Yong Go akhirnya membawa Ye sung kedalam sel nomor 7, saat ada acara keagamaan di Lapas yang kebetulan Ye Sung ikut menjadi anggota paduan suara maka kelima teman Yong Go pun menculik Ye Sung untuk dibawa ke sel nomor 7. Ye Sung berada dilapas selama beberapa hari sampai pada akhirnya kepala sipir mengetahui bahwa ada anak kecil yang berada dilapas, maka sebagai hukuman Yong Go dipindahkan ke ruang tahanan yang lebih kecil dan sempit, Ye Sung dikembalikan ke panti asuhan. Kepala sipir yang awalnya tidak baik kepada Yong Go, akhirnya berbaik hati dan bersahabat dengan Yong Go karena sudah diselamatkan dalam kebakaran yang terjadi di lapas, berkat bantuan Yong Go kepala sipir bisa selamat dari kebakaran. 

Berkat bantuan dari kepala sipir, Ye Sung bisa keluar masuk sel nomor 7 kapan saja bahkan Ye sung juga dirawat oleh keluarga kepala sipir. Kepala sipir dan kelima sel nomor 7 membantu Yong Go agar terbebas dari dakwaan kasus pembunuhan dan pencabulan anak dibawah umur. Akan tetapi perjuangan kepala sipir dan teman sel nomor 7 tidak berhasil, karena saat sebelum persidangan Yong Go diancam oleh pengacaranya dan Komisaris Jendral Kepolisian (ayah Ji Yeong) agar ia mengakui bahwa ia memang bersalah dalam kasus pembunuhan dan pencabulan anak perempuan tersebut. Yong Go melakukan hal itu karena ia ingin putrinya selamat dan tidak dibunuh Komisaris Jendral. Dengan pengakuan Yong Go, maka ia akan tetap divonis hukuman mati pada tanggal 23 Desember yang mana merupakan hari ulang tahun Ye Sung. Suasana sel nomor 7 sangat mengharukan saat Yong Go akan dieksekusi mati, sebelum Yong Go dieksekusi mereka terlebih dahulu merayakan ulang tahun Ye Sung. Seusai merayakan ulang tahun Ye Sung, Yong Go pun dieksekusi mati. 

Bertahun-tahun kemudian,Ye sung gadis yang cerdas telah menjadi seorang pengacara. Ye sung mengajukan pengadilan ulang untuk membersihkan nama ayahnya dengan bentuan kepala sipir dan kelima teman sel nomor 7. Berkat bantuan kepala sipir dan kelima teman sel nomor 7, Yong Go diputuskan tidak bersalah. Ye Sung merasa lega karena berhasil membersihkan nama ayahnya meskipun ayahnya sudah tiada. 


Penulis skenario film ini sangat pandai mengaduk emosi penonton, mulai dari tuduhan untuk Yong Go atas perbuatan yang tidak dilakukannya, bukti palsu, dan hukuman yang seharusnya tidak diterima oleh seseorang yang tidak bersalah. Film ini menyelipkan komedi didalam alur cerita, meskipun melodrama tetap mendominasi. Menceritakan kasih sayang seorang anak kepada putrinya, yaitu Yong Go dan Ye Sung. Mengkisahkan persahabatan Yong Go, Ye sung bersama 5 teman di sel nomor 7 yang saling bantu-membantu satu sama lain. Menceritakan kehidupan di penjara, aktivitas para narapidana selama di penjara, bahkan aktivitas gelap narapidana juga diceritakan. 

Dalam film ini diceritakan bagaimana hukum yang direkayasa oleh beberapa pihak. Polisi yang seharusnya bersikap netral, namun nyatanya memanfaatkan kekuarangan Yong Go agar kasus yang ditanganinya cepat terselesaikan. Komisaris Jendral dan Pengacara yang mendesak Yong Go untuk mengakui perbuatan yang tidak dilakukannya, agar Yong Go divonis hukuman mati. 

Komentar