Pendidikan Seks Bagi Anak

 

 Sumber: kumparan.com 

Indonesia belakangan ini sedang marak terjadi kasus kekerasan seksual, salah satunya adalah kasus pelecehan seksual. Seperti yang terjadi di daerah Pekanbaru. Kasus pemerkosaan anak berumur 15tahun terjadi di Pekanbaru, pelakunya merupakan anak anggota DPRD kota setempat. Pelaku melakukan aksinya di rumahnya. Bermula dari mengajak korban bertemu di rumahnya, lalu disekap dan diperkosa hingga dua kali. Hingga saat ini kasus masih berlanjut.

Komnas perempuan menerima aduan mengenai kekerasan seksual sebanyak 4.500 yang terjadi sejak bulan Januari-Oktober 2021. Kasus itu naik daripada yang terjadi pada tahun sebelumnya. KemenPPPA mencatat adanya 12.566 kasus kekerasan pada anak, hingga data bulan November 2021. Diantara kasus tersebut, termasuk juga kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak. Kasus kekerasan seksual yang menimpa anak sebesar 45%, kekerasan psikis anak sebasar 19%, dan kasus kekerasan fisik sebesar 18%.

Mengingat banyaknya kasus kekerasan seksual yang terjadi akhir-akhir ini, anak harus dibekali pendidikan seks. Anak perlu diberikan pendidikan seks agar mereka lebih wasapada terhadap orang-orang yang akan melecehkan mereka. Pendidikan seks dapat memberikan informasi yang jelas bagi anak mengenai perkembangan dan anatomi organ seksual mereka, dapat mencegah anak-anak dan remaja melakukan seks bebas, mencegah adanya pernikahan dini bagi anak-anak dan remaja karena terjadi hamil diluar nikah. Pendidikan seks tidak hanya dibutuhkan bagi orang dewasa, namun anak juga perlu dibekali pendidikan seks.

Pendidikan seks berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Informasi mengenai kesehatan reproduksi sangat perlu diberikan karena dengan informasi tersebut anak-anak dan remaja akan lebih peduli dengan kesehatan reproduksi mereka. namun, banyak anak-anak dan remaja yang tidak mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi, sehingga mereka kurang peduli. Minimnya edukasi mengenai kesehatan reproduksi dapat berakibat negatif, seperti penyakit menular seksual, kehamilan di masa remaja, dan tindakan aborsi yang dilakukan oleh remaja dapat berakibat fatal.

Orangtua memiliki peranan yang penting dalam memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi kepada anak. Anak-anak dan remaja perlu diberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi, hal itu semata-mata tidak hanya untuk menjaga kesehatan organ tersebut. Informasi mengenai kesehatan reproduksi diberikan agar anak-anak dan remaja terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan dibekali informasi kesehatan reproduksi diharapkan akan membuat mereka bertanggungjawab dan berpikir ulang apabila akan melakukan tindakan yang merugikan. 

Pendidikan seks bagi sebagian orang di Indonesia merupakan sebuah hal yang tabu dan dikaitkan dengan hal berbau pornografi dan bersifat dewasa. Sebagian orang tua kontra terhadap pendidikan seks. Mereka beranggapan demikian karena menganggap pendidikan seks adalah mengajarkan tentang cara berhubungan seksual. Fenomena tersebut seringkali ditemukan karena adanya anggapan mengenai pembicaraan tentang seks merupakan hal tabu yang akan mendorong anak remaja untuk berhubungan secara seksual. Bagi sebagian masyarakat, pendidikan seks masih memiliki strereotipe dengan hal yang vulgar dan dewasa.

Orangtua enggan memberikan pendidikan seks bagi anaknya. Oleh sebab itu, anak-anak di Indonesia sebagian besar masih kurang mengerti mengenai pendidikan seks. Di Indonesia sendiri seks masih dianggap sebagai hal yang tabu karena minimnya pengetahuan akan hal tersebut. Pendidikan seks tidak dapat disamakan seperti pendidikan agama dan moral yang mana seks masih dianggap tabu dan bukan porsi konsumsi bagi anak. Kurangnya pendidikan seks berdampak pada resiko peningkatan penularan penyakit menular seksual. Dampak negative lainnya dari kurangnya pendidikan seksual yaitu pergaulan bebas, kehamilan di usia dini, aborsi, dan juga prostitusi di kalangan remaja.

Beberapa negara di dunia memiliki model pendidikan seks yang berbeda. Negara-negara yang memberikan pendidikan seks bagi anak diantaranya adalah, Belanda, Inggris, Tiongkok, Afrika Selatan, India, dan Amerika Serikat. Anak-anak di Belanda dibekali pemahaman dasar mengenai kasih sayang dan cinta. Anak-anak yang berusia 8-12 tahun di Norwegia menonton serial edukasi mengenai seks. Di Swedia anak-anak menonton video mengenai alat reproduksi mereka sebagai pemahaman dasar untuk pendidikan seks selanjutnya. Di Inggris anak-anak yang berusia 11 tahun keatas wajib dibekali dengan materi tentang seks. Di Afrika Selatan anak-anak diajarkan mengenai seks karena mereka memiliki kurikulum tersendiri mengenai pendidikan seks. India menerima pendidikan seks dari YP Foundation, India termasuk negara yang anaknya minim akan pendidikan seks. Amerika Serikat memiliki pendidikan seks yang bervariasi dan berbeda dari satu daerah dengan daerah yang lainnya.

Mengingat akan beberapa hal, maka pendidikan seks merupakan hal yang perlu diberikan kepada anak. Sebisa mungkin orangtua memberikan pendidikan seks bagi anak agar anak menjadi lebih waspada. Pendidikan seks memang masih dianggap tabu, namun anak juga perlu dibekali hal tersebut agar dapat meminimalisir berbagai dampak buruk yang bisa terjadi. Anak dibekali pendidikan seks bukan berarti membekali anak mengenai hal dewasa justru anak dibekali mengenai pendidikan yang sangat penting. Minimnya pengetahuan mengenai seks memiliki berbagai dampak negatif, maka membekali anak pendidikan seks merupakan salah satu cara meminimalisir hal negatif. 



Komentar